Jumat, 23 Oktober 2020

SYAIKH SAYID AHMAD BADAWI, sufi - (61)

 


Nama lengkapnya Ahmad bin Ali bin Ibrahim Muhammad bin Abu Bakar al-Badawi. Beliau lahir di kota Faz, maroko pada tahun 596 H. Kemudian beliau berpindah ke Madinah bersama ayahnya. Setelah menguasai ilmu kalam, tafsir, hadits dan hafal al-Qur’an, beliau terus memperdalam ilmu tasawuf.

Sepeninggal ayahnya pada tahun 627 H, Sayid Ahmad Badawi bersama dengan Hasan, kakeknya meninggalkan Madinah menuju ke Irak. Di sana, beliau sempat bertemu dengan para ulama, khususnya ulama sufi, seperti syekh Abdul Qadir al-Jelani dan syekh Ahmad ar-Rifa’i. Kedua ulama itu menyambutnya dengan baik dan memberi kesempatan untuk mengikuti Thariqahnya, namun syekh Ahmad Badawi tidak menggunakan kesempatan itu, disebabkan beliau merasa sudah memiliki hubungan kerohanian secara langsung dengan Allah dan Rasulullah saw. Setelah beliau menunaikan ibadah haji di Makkah, beliau melanjutkan perjalanannya ke kota Tanta, Mesir dan hidup di sana sampai wafatnya. Di kota itulah beliau mengembangkan ajaran tasawufnya dan hidup dengan penuh sifat wara’, zuhud, sabar, dan teguh pendirian.

Kekeramatan syekh Ahmad Badawi tidak disangsikan lagi kebenarannya. Setiap orang yang menyintai ataupun yang sempat berkunjung di kuburnya akan menyaksikan kehebatan beliau. Selain itu, beliau adalah tokoh Sufi yang menyembunyikan pribadinya dalam beribadah kepada Allah. Setiap tahun ratusan ribu orang menghadiri upacara perayaan Maulidnya sayid Ahmad Badawi. Upacaranya berlangsung selama empat puluh hari setiap tahunnya . Sayid Ahmad meninggal tahun 675 H dan di makamkan di kota Tanta, Mesir.

Kekeramatan Sayid Ahmad Badawi sangatlah banyak, di antaranya adalah sebagaimana yang diceritakan Oleh Ibnu Daqiq. Dia pernah mencela sayid Ahmad Badawi,  ’’Nampaknya kamu tidak pernah shalat, ketahuilah hal yang sedemikian itu tidak termasuk perbuatan yang shalih’’. Jawab sayid Ahmad Badawi, ’’Diamlah kamu’’, sambil didorongnya keluar. Tiba-tiba ia berada di suatu pulau seluas itu, sampai ia merasa putus asa. Kemudian datanglah Nabi Hidhir menegurnya, “Kamu mencoba menegor orang semacam Ahmad Badawi, karena engkau tidak tahu halnya yang sebenarnya, karena itu pergilah ke Kubbah itu dan berdirilah di dekat pintunya, nanti kamu lihat ia datang untuk bershalat jama’ah dengan orang banyak dan mohonlah maaf kepadanya atas perbuatanmu itu. Semoga ia mau memaafkanmu’’.

Petunjuk Nabi Hidhir itu dikerjakan oleh Ibnu Daqiq dan ia pun kemudian didorongkan oleh sayid Ahmad Badawi. Tiba-tiba ia telah berada di depan pintu rumahnya.’’

Setelah kejadian itu Ibnu Daqiq tidak berani lagi menyangka buruk kepada Syeikh Sayid Ahmad Badawi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar