Jumat, 23 Oktober 2020

ABDUL HALIM MAHMUD - (104)

 


Abdul Halim Mahmud dilahirkan di desa as-Salam daerah Bilbis di Mesir pada tahun 1910 dalam lingkungan keluarga yang kuat dan spiritualitas yang tinggi, dan meninggal dunia pada tahun 1978 M. Ia terkenal sebagai tokoh sufi terkemuka yang banyak memiliki murid dan karangan.

Mahmud mulai belajar di desa kelahirannya dan kemudian melanjutkan pada sekolah menengah lanjutan pada perguruan al-Azhar. Setelah tamat pada menengah lanjutan atas anjuran orang tuanya yang alumnus Al-Azhar, ia melanjutkan pada Universitas al-Azhar Kairo. Setelah menamatkan di Universitas al-Azhar, ia meneruskan perkuliahan di Universitas Sarbon Perancis, dan kemudian memperoleh gelar doktor.

Setelah pulang dari Perancis, Mahmud diangkat oleh pemerintah menjadi dosen di Universitas al-Azhar dan selang beberapa tahun ia diangkat menjadi Dekan Fakultas Ushuluddin. Beberapa tahun kemudian ia diangkat sebagai guru besar dan menjadi anggota Kibar al-Ulama di al-Azhar, dan kedudukan itu mengantarkannya, setelah beberapa tahun kemudian, diangkat menjadi Rektor Magnifikus Universitas al-Azhar, suatu kedudukan yang tinggi setingkat perdana menteri.

Selama menjadi dosen itulah, Mahmud banyak bepergian ke berbagai negara di Timur Tengah untuk penelitian dalam bidang tasawuf dan memberikan kuliah di beberapa unuversitas. Ia amat dihormati dan disegani baik kalangan rakyat, pejabat, intelektual, maupun ulama Mesir bahkan juga dinia Islam. Setelah Syaikhul Akbar Mahmud Syaltout meninggal dunia, maka Mesir tidak lagi diwarnai oleh fatwa-fatwa modern dalam bidang fiqh, tetapi dengan itu mulai bangkit suatu spiritualitas baru dengan tampilannya Syaikhul Akbar Halim Mahmud. Masyarakat Mesir mendapat curahan baru air sejuk kerohanian yang terpencar dari pribadi luhur dan ceramah-ceramahnya yang sejuk, baik melalui pertemuan-pertemuan umum maupun dalam seminar atau peringatan hari-hari besar Islam.

Kehidupan sebagai seorang sufi di masa modern tergambar dalam kehidupannya sehari-hari. Hidupnya yang amat sederhana, demikian juga rumahnya yang kecil dengan perabotan seadanya, hanya dipenuhi oleh kitab-kitab di berbagai sudut rumah, walaupun jabatan demikian tinggi. Wajahnya selalu cerah, dengan percakapan yang selalu terbatas tapi mulutnya selalu zikir dengan tasbihnya selalu berputar. Kalau ia bepergian, ia lebih banyak menggunakan bus umum daripada mobil dinasnya. Kalau ia memberikan kuliah, biasanya di auditorium Muhammad Abduh, dan sebelum ia datang, mahasiswa sudah siap dan kalau ia sudah masuk ruangan tidak satupun yang berani masuk.

Kedudukan Abdul Halim Mahmud bukan hanya mendapat tempat di hati rakyat, pejabat atau ulama, bahkan juga memdapat tempat di hati Presiden Anwar Saddat. Apabila Mahmud Saltout menjadi penasehat spiritual Presiden Jamal Abdul Naser maka Abdul Halim Mahmud menjadi penasihat spiritual Presiden Anwar Saddat.

Abdul Halim Mahmud memiliki karya-karya yang cukup banyak, diantaranya ; Al-Tafkir al-Falsafi Fi al-Islam, Al-Tasawuf ‘Inda Ibnu Sina, Al-Ri’ayat Lihuquqillah Li al-Mahasibi, Abu Madiyan al-Ghaust, Al-Syibli, Ahmad al-Badawi, Al-Sadzali, Qadhiyyat al-Tasawuf al-Munqidzu Min al-Dhalal Li al-Ghazali, Al-Islam Wa al-Aql, Al-Rasul, Asrar al-Ibadat Fi al-Islam, dan lain-lain

Bagi Abdul Halim, jalan tasawuf adalah jalan yang selamat, akomodatif dan konstruktif bagi kehidupan dan kemajuan. Tasawuf membawa kebahagiaan dunia dan akherat. Oleh karena itu, melalui jalan tasawuf, kaum muslimin akan bangkit dan selalu aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Abdul Halim Mahmud dikenal dikalangan ulama dengan julukan Syaikhul Akbar, di kalangan masyarakat dikenal dengan al-Imam dan dikalangan sufi digelar dengan Abul ‘Arifin. Bapak para sufi ini meninggal dunia pada tahun 1978 dengan diantar oleh ulama, pejabat dan kaum muslimin yang melimpah ruah di tempat pemakamannya yang khusus untuk para ulama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar