H.
Abu Bakar Atjeh bin Abdurrahman dilahirkan di Banda Aceh 28 April 1909 dan
meninggal dunia di Jakarta pada 17 September 1979. Ia dikenal sebagai seorang
ulama Indonesia dan seorang pengarang yang banyak menulis tentang ajaran Islam,
filsafat, tasawwuf, sejarah, dan kebudayaan Aceh. Kata Atjeh adalah tambahan
nama yang diberikan presiden RI pertama, Soekarno yang mengagumi keluasan
ilmunya.
Ayahnya
adalah Syekh Abdurrahman, imam masjid
raya Kutaraja (sekarang Banda Aceh), dan keturunan kadhi sultan di Aceh Barat.
Ia belajar mengaji al-Qur’an pada ayahnya dan mempelajari ajaran Islam dari
beberapa guru agama atau teuku di kampung kelahirannya.
Pendidikan formal Abu Bakar Atjeh dimulai dari Sekolah Dasar
Volksschool di Meulaboh, kemudian dilanjutkan ke Kwieekschool Islamiyah
(sekolah guru Islam) di Sumatra Barat. Setelah itu ia pindah ke Jakarta. Di
sini ia mempelajari bahasa asing melalui kursus-kursus. Ia menguasai Bahasa
Arab, Belanda, Jerman, dan Perancis. Ia juga mengerti beberapa bahasa daerah
seperti bahasa Aceh, Minangkabau, Jawa, Sunda, dan Gayo. Abu Bakar Atjeh juga
pernah menuntut ilmu di Mekkah, namun tidak lama.
Karir Abu Bakar Atjeh dimulai sejak tahun 1924 hingga tahun 1979.
Diantara jasa dan kariernya adalah mendirikan Cabang Muhammadiyah Kutaraja
tahun 1924, pustakawan dan editor pada kantor urusan dalam negeri (1930-1941),
pimpinan asrama dan pegawai perpustakaan pada Shomubu Nito Syoki (1944), pegawai pada Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (1945), Kepala perpustakaan Islam Kementrian Agama di Yogyakarta
(1946), Pegawai Tinggi pada kementrian Agama RI (1947-1955), memelopori gagasan
al-Qur’an Pusaka. Mushaf Al Qur’an yang disimpan di Masjid Baitur Rahim, Istana
Negara, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar