Jumat, 23 Oktober 2020

HAMZAH FANSURI - (79)

 


Hamzah Fansuri dilahirkan pada akhir abad  16 dan meninggal pada awal abad 17. Ia adalah tokoh tasawuf dari Aceh yang membawa paham wahdatul wujud yang dicetuskan Ibnu ‘Arabi. Penyair pertama yang memperkenalkan bentuk syair ke dalam sastra Melayu.

Hamzah Fansuri berasal dari keluarga Fansuri, keluarga yang telah turun-temurun berdiam di Fansur (Barus), kota pantai di Sumatra utara. Ia diperkirakan telah menjadi penulis pada masa kesultanan Aceh, Sultan Alauddin Ri’ayat Syah Sayid al-Mukammal (1589-1604) Ia banyak melakukan perjalanan antara lain ke Kudus, Banten, Johor, Siam, India, Persia, Irak, Makkah, dan Madinah. Seperti sufi lainnya, pengembaraannya bertujuan untuk mencari makrifat Allah SWT. Ketika pengembaraanya selesai, ia kembali ke Aceh dan mengajarkan ilmunya. Mula-mula ia berdiam di Barus, lalu ke Banda Aceh. Kemudian ia mendirikan dayah (pesantren) di Oboh Simpangkanan Singkel.

Karya tulis Hamzah Fansuri dapat dikatakan sebagai peletak  dasar bagi peranan bahasa Melayu sebagai bahasa keempat di dunia Islam setelah bahasa Arab, Persia, dan Turki Usmani. Karya-karya Hamzah Fansuri tersebar berkat jasa Sultan Iskandar Muda yang mengirimkan kitab-kitab Hamzah Fansuri antara lain ke Malaka, Kedah, Sumatera Barat, Kalimantan, Banten, Gresik, Kudus, Makassar, dan ternate.

karya syair Hamzah Fansuri antara lain Syair Burung Pingai, Syair Burung Pungguk, Syair Perahu, dan syair Dagang. Adapun yang berbentuk prosa diantaranya Asrar al-Arifin fi Bayan Ilm as-Suluk wa at-Tauhid (Keterangan Mengenai Perjalanan Ilmu Suluk dan Keesaan Allah) dan Syarab al’Asyiqin (Minuman orang-orang yang cinta kepada Tuhan). Karya puisinya tergabung dalam kitab Ruba’i. Karya ini kemudian disyarah (diulas) oleh as-Sumatrani.

Pandangan Hamzah Fansuri tentang Tuhan dan makhluk inilah yang ditentang oleh Nuruddin ar-Raniri. Hamzah Fansuri dianggap menyebarkan ajaran panteisme. sebenarnya, walaupun Hamzah Fansuri kerap kali menampilkan aspek tasyabih (keserupaan/kemiripan) antara Tuhan dan alam ciptaan-Nya, dalam karyanya ia juga menunjukkan tanzih (perbedaan) antara Tuhan dan makhluk.

Bersama-sama dengan Syekh Syamsuddin as-Sumatrani, Hamzah Fansuri adalah tokoh aliran wujudiyah (penganut paham wahdatul wujud). Ia dianggap sebagai guru Syamsuddin as-Sumatrani. Syamsuddin kerap kali mengutip ungkapan-ungkapan Hamzah Fansuri. Bersama dengan muridnya ini, Hamzah Fansuri dituduh menyebarkan ajaran sesat oleh Nuruddin ar-Raniri, ulama yang paling berpengaruh di istana Sultan Iskandar Sani (1636-1641).

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar