Jumat, 23 Oktober 2020

HASAN AL-BASRI - (82)

 

Nama lengkapnya ialah Abu Said al-Hasan ibnu Abi al-Hasan Yassar al-Basri. Ia dilahirkan pada tahun 21 H (642 M) di Madinah dan meninggal dunia di Bashra pada tahun 110 H (729 M). Ia dikenal sebagai ulama, seorang tabiin dan seorang zahid besar yang amat berpengaruh. Ayahnya bernama Yassar, Maula Zaid bin Tsabit, salah seorang juru tulis wahyu. Ibunya bernama Khairah Maulat Ummul Mukminin Ummu Salamah.

Hasan al-Basri memperdalam ilmu agama Islam kepada ulama-ulama terkemuka dan dalam rangka itu ia berjumpa dengan 70 orang peserta perang Badar dan 300 orang sahabat Rasulullah lainnya.

Hasan al-Basri memiliki sifat-sifat terpuji dan ilmu pengetahuan yang luas dan dalam. Sehingga pernah seketika orang datang menanyakan suatu soal kepada Anas bin Malik, sahabat Nabi yang utama, beliau ini menyuruh orang itu pergi bertanya kepada Hasan al-Basri.

Menurut Abu Na’im al-Asfahani, Hasan al-Basri adalah orang yang selalu takut dan berduka sepanjang hari, hidup zuhud dan wara’ sepanjang masa dan tidak tidur dalam keadaan senang karena mengingat Allah, menolak dunia dan tidak meminta-minta.

Dasar pendirian Hasan al-Basri ialah zuhud terhadap dunia, menolak akan kemegahannya semata menuju kepada Allah, tawakkal, chuaf (takut), dan radjaa (penuh harapan). Menurut pendapatnya, diantara chauf dengan radja’, tidaklah boleh terpisah. Janganlah hanya semata-mata takut kepada Allah, tetapi ikutlah ketakutan dengan pengharapan. Takut akan murkanya, tetapi mengharap akan kurnianya.

Hasan al-Basri selalu memesankan agar manusia waspada terhadap dunia karena dunia seperti ular; lembut sentuhannya dan mematikan bisanya. Berpalinglah dari pesonanya dan waspadalah. Semakin sesuatu itu mempesona semakin waspadalah. Menurut Hasan al-Basri manusia telah mendapat hikmah dari Rasulullah ketika Allah menawarkan kepadanya berupa dunia dan kunci-kunci serta isinya tanpa mengurangi sedikit pun  kedudukannya di hadapan Tuhan. Namun beliau menolak karena dunia itu dapat mempesona dan menipu kehidupan.

Hasan al-Basri menghadapi dunia dengan prihatin dan waspada, berlaku zuhud dan penuh kesucian, menjamkan hati dengan takut dan harap kepada Allah setiap waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar