Jumat, 23 Oktober 2020

Sayyid AHMAD BARELVI, Sufi & Pembaharu Islam di India - (49)

 



Sayid Ahmad Barelvi, yang dilahirkan pada 1 Muharam 1201 Hijriah (29 Oktober 1786) adalah dikenal sebagai seorang pembaharu di India.  Dilahirkan dari keluarga Sayid Dewi Rai Bareli, terkenal dengan ajaran dan kesuciannya. Kakek buyutnya Maulvi Ilmullah Saheb sangat dihormati karena karya ilmiyahnya, kejujurannya dan pengabdiannya kepada Tuhan dengan Nabinya yang terakhir. Ia menolak segala macam hadiah, malahan hadiah dari Kaisar Aurangzeb dan memilih kehidupan yang melarat. Ia sangat mematuhi Sunnah Nabi.

Setelah dewasa, bersama dengan enam temannya, sayid Ahmad pergi ke Lucknow mencari pekerjaan. Pada waktu itu Lucknow menjadi ibu kota kerajaan Qudh dan pusat ilmu dan kebudayaan di bagian utara India. Tetapi ia tidak lama di sana, dan dengan berjalan kaki ia menuju Delhi untuk menambah ilmunya. Setelah perjalanan yang melelahkan, ia berkunjung pada Shah Abdul Aziz, yang dikenal tekun beribadah di Delhi. Setelah diberitahu tentang adanya hubungan keluarga diantara mereka, Shah Abdul Aziz mempercayakan Sayid Ahmad  kepada adiknya, Shah Abdul Qadir. Sayid  Ahmad tinggal di Masjid Akbar, Delhi dan belajar Qur’an dan Hadits. Pembimbing agamanya, Shah Abdul Aziz, membaiatnya ke dalam tarekatnya, yaitu tarekat an-Naqsyabandi Chistiya.

Setelah dua tahun di Delhi, Sayid Ahmad kembali ke rumah Rai Bareli. Di sana ia dielukan orang sebagai orang yang tinggi ilmu agamanya, serta sifat-sifat dan cara hidupnya yang sederhana, suci, dan dapat diteladani.

Belum dua tahun di kediaman Rai Bareli, pada usia 24, ia mengabdi kepada Amir Khan. Kemudian  selama beberapa tahun ia hidup menghadang resiko dan bahaya, mengikuti kegiatan militer Amirnya. Pengalaman hidupnya inilah yanng menyiapkannya pada tahap perjuangan berikutnya. Cara hidupnya dan bakat spiritualnya kemudian menjadi teladan dan membawa perubahan-perubahan diantara prajurit Amir Khan. Setelah Amir Khan tunduk kepada Inggris dengan menerima negara Tonk, Syayid Ahmad pergi ke Delhi. Rasa cintanya kepada kebebasan dan kemerdekaan tidak sesuai dengan sikap mengabdi kepada kekuasaan asing.

Pada tahun 1815  Sayid Ahmad tiba di Delhi, menandai berakhirnya masa persiapan dirinya. Sekarang ia telah dimatangkan oleh pengalaman-pengalaman, ditopang bakat spiritual yang jarang ditemui. Dua orang termasyhur keluarga Shah Abdul Aziz- Shah Ismail sepupunya, dan Maulana Abdul Haq menantunya - menerima Sayid Ahmad sebagai pembimbing spiritual mereka. Peristiwa ini meninggikan prestise Sayid Ahmad, sehingga orang-orang mulai banyak berdatangan untuk mendapatkan bimbingan spiritual darinya. Tujuan ajarannya untuk mengembalikan Islam kepada kemurniannya, dari pengaruh Hinduisme dan semacamnya.

Sayid Ahmad tidak hanya membatasi aktivitasnya di Delhi saja. Ia mengunjungi beberapa tempat di India Utara, termasuk Sharanpur, Duzaffar Nagar, Desband, Rampur, Bareli dan Shatjahanpur. Kedua pembantu utamanya, Shah Ismail Shadegd dan Maulvi Abdul Haqq yang tinggi ilmunya dan fasih bahasanya, membuat missi mereka sukses dan meraih popularitas. Gerakan perubahan yang mereka emban maju pesat. Fidat Shah Ismail, Maulvi Abdul Haq dan pribadi yang menarik dari Sayid Ahmad menggetarkan seluruh India Utara. Ia mengepalai sebuah organisasi yang melingkupi seluruh negeri. Banyak kekeliruan yang menyusupi masyarakat Islam berhasil dihapus.

Perjuangan sayid Ahmad sebagai seorang pembaharu banyak mengalami hambatan, terutama pada saat perlawanannya bersama pasukan yang diberinya nama - Pasukan Mujahidin melawan pasukan. yang sangat lengkap segala sesuatunya. Ia benar-benar seorang pemburu  yang besar. Penganut ajaran Shah Waliyullah ini menjunjung tinggi obor reformasi agama yang dinyalakan gurunya itu. Meski ia tidak sehebat guru dan pemimpin spiritualnya, Shah Abdul Aziz, namun ia seorang yang tidak suka diam. Kehidupannya yang sederhana dan hatinya yang bersih menimbulkan rasa kagum dan respek diantara para pengikutnya, termasuk Shah Ismail Shaheed dan Maulvi Abdul Haiy. Ia tokoh tegar dalam menolak segala bentuk bid’ah (penemuan baru) di dalam Islam, apabila dikaitkan dengan keutuhan Allah Yang Mahakuasa. Dalam tulisannya, Sirat-ul-Mustaqim, ia menggolongkan bid’ah (penemuan baru) itu dalam tiga kelompok: yang timbul melalui persekutuan dengan para sufi curang, yang yang berasal dari ketakhayulan dan yang berasal dari Hinduisme. Ia tidak bosan-bosan menghimbau umat Islam agar menjauhkan diri dari ketiga kelompok itu.

Sayid Ahmad adalah seorang sufi, tapi bukan menurut konsep yang berlaku umum. Desakan dalam dirinya untuk melakukan jihad membedakan dia dari kebanyakan sufi lain yang percaya pada hidup meditasi tanpa gerak. Ia sangat menekankan pentingnya Sunnah Nabi. Menurut Sayid Ahmad, orang tidak akan mencapai status spiritual yang tinggi tanpa dengan kerja keras dan seksama mengikuti syariat.

 Sayid Ahmad adalah seorang ulama berkepribadian menarik, siapa saja yang berhubungan dengannya segera menjadi pengikutnya yang saleh. Dialah pembimbing spiritual lebih empat juta pengikut, di antaranya terdapat para sarjana terkenal, pemimpin agama dan kaum sufi.

Selain itu, Sayid Ahmad dikenal sebagai seorang pemimpin politik pertama yang populer di anak benua India, yang menciptakan organisasi politik untuk melanjutkan misinya yang mulia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar