Sayid Ahmad
Barelvi, yang dilahirkan pada 1 Muharam 1201 Hijriah (29 Oktober 1786) adalah
dikenal sebagai seorang pembaharu di India.
Dilahirkan dari keluarga Sayid Dewi Rai Bareli, terkenal dengan ajaran
dan kesuciannya. Kakek buyutnya Maulvi Ilmullah Saheb sangat dihormati karena
karya ilmiyahnya, kejujurannya dan pengabdiannya kepada Tuhan dengan Nabinya
yang terakhir. Ia menolak segala macam hadiah, malahan hadiah dari Kaisar
Aurangzeb dan memilih kehidupan yang melarat. Ia sangat mematuhi Sunnah Nabi.
Setelah
dewasa, bersama dengan enam temannya, sayid Ahmad pergi ke Lucknow mencari
pekerjaan. Pada waktu itu Lucknow menjadi ibu kota kerajaan Qudh dan pusat ilmu
dan kebudayaan di bagian utara India. Tetapi ia tidak lama di sana, dan dengan
berjalan kaki ia menuju Delhi untuk menambah ilmunya. Setelah perjalanan yang
melelahkan, ia berkunjung pada Shah Abdul Aziz, yang dikenal tekun beribadah di
Delhi. Setelah diberitahu tentang adanya hubungan keluarga diantara mereka,
Shah Abdul Aziz mempercayakan Sayid Ahmad
kepada adiknya, Shah Abdul Qadir. Sayid
Ahmad tinggal di Masjid Akbar, Delhi dan belajar Qur’an dan Hadits.
Pembimbing agamanya, Shah Abdul Aziz, membaiatnya ke dalam tarekatnya, yaitu
tarekat an-Naqsyabandi Chistiya.
Setelah dua
tahun di Delhi, Sayid Ahmad kembali ke rumah Rai Bareli. Di sana ia dielukan
orang sebagai orang yang tinggi ilmu agamanya, serta sifat-sifat dan cara
hidupnya yang sederhana, suci, dan dapat diteladani.
Belum dua tahun
di kediaman Rai Bareli, pada usia 24, ia mengabdi kepada Amir Khan.
Kemudian selama beberapa tahun ia hidup
menghadang resiko dan bahaya, mengikuti kegiatan militer Amirnya. Pengalaman
hidupnya inilah yanng menyiapkannya pada tahap perjuangan berikutnya. Cara
hidupnya dan bakat spiritualnya kemudian menjadi teladan dan membawa
perubahan-perubahan diantara prajurit Amir Khan. Setelah Amir Khan tunduk
kepada Inggris dengan menerima negara Tonk, Syayid Ahmad pergi ke Delhi. Rasa
cintanya kepada kebebasan dan kemerdekaan tidak sesuai dengan sikap mengabdi
kepada kekuasaan asing.
Pada tahun
1815 Sayid Ahmad tiba di Delhi, menandai
berakhirnya masa persiapan dirinya. Sekarang ia telah dimatangkan oleh
pengalaman-pengalaman, ditopang bakat spiritual yang jarang ditemui. Dua orang
termasyhur keluarga Shah Abdul Aziz- Shah Ismail sepupunya, dan Maulana Abdul
Haq menantunya - menerima Sayid Ahmad sebagai pembimbing spiritual mereka.
Peristiwa ini meninggikan prestise Sayid Ahmad, sehingga orang-orang mulai
banyak berdatangan untuk mendapatkan bimbingan spiritual darinya. Tujuan
ajarannya untuk mengembalikan Islam kepada kemurniannya, dari pengaruh
Hinduisme dan semacamnya.
Sayid Ahmad
tidak hanya membatasi aktivitasnya di Delhi saja. Ia mengunjungi beberapa
tempat di India Utara, termasuk Sharanpur, Duzaffar Nagar, Desband, Rampur,
Bareli dan Shatjahanpur. Kedua pembantu utamanya, Shah Ismail Shadegd dan
Maulvi Abdul Haqq yang tinggi ilmunya dan fasih bahasanya, membuat missi mereka
sukses dan meraih popularitas. Gerakan perubahan yang mereka emban maju pesat.
Fidat Shah Ismail, Maulvi Abdul Haq dan pribadi yang menarik dari Sayid Ahmad
menggetarkan seluruh India Utara. Ia mengepalai sebuah organisasi yang
melingkupi seluruh negeri. Banyak kekeliruan yang menyusupi masyarakat Islam
berhasil dihapus.
Perjuangan sayid Ahmad sebagai
seorang pembaharu banyak mengalami hambatan, terutama pada saat perlawanannya
bersama pasukan yang diberinya nama - Pasukan Mujahidin melawan pasukan. yang sangat lengkap
segala sesuatunya. Ia benar-benar seorang pemburu yang besar. Penganut ajaran Shah Waliyullah
ini menjunjung tinggi obor reformasi agama yang dinyalakan gurunya itu. Meski
ia tidak sehebat guru dan pemimpin spiritualnya, Shah Abdul Aziz, namun ia
seorang yang tidak suka diam. Kehidupannya yang sederhana dan hatinya yang
bersih menimbulkan rasa kagum dan respek diantara para pengikutnya, termasuk
Shah Ismail Shaheed dan Maulvi Abdul Haiy. Ia tokoh tegar dalam menolak segala
bentuk bid’ah (penemuan baru) di dalam Islam, apabila dikaitkan dengan
keutuhan Allah Yang Mahakuasa. Dalam tulisannya, Sirat-ul-Mustaqim, ia
menggolongkan bid’ah (penemuan baru) itu dalam tiga kelompok: yang
timbul melalui persekutuan dengan para sufi curang, yang yang berasal dari
ketakhayulan dan yang berasal dari Hinduisme. Ia tidak bosan-bosan menghimbau
umat Islam agar menjauhkan diri dari ketiga kelompok itu.
Sayid Ahmad
adalah seorang sufi, tapi bukan menurut konsep yang berlaku umum. Desakan dalam
dirinya untuk melakukan jihad membedakan dia dari kebanyakan sufi lain yang
percaya pada hidup meditasi tanpa gerak. Ia sangat menekankan pentingnya Sunnah
Nabi. Menurut Sayid Ahmad, orang tidak akan mencapai status spiritual yang tinggi
tanpa dengan kerja keras dan seksama mengikuti syariat.
Sayid Ahmad adalah seorang ulama berkepribadian menarik, siapa saja yang berhubungan dengannya segera menjadi pengikutnya yang saleh. Dialah pembimbing spiritual lebih empat juta pengikut, di antaranya terdapat para sarjana terkenal, pemimpin agama dan kaum sufi.
Selain itu,
Sayid Ahmad dikenal sebagai seorang pemimpin politik pertama yang populer di
anak benua India, yang menciptakan organisasi politik untuk melanjutkan misinya
yang mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar