Jumat, 23 Oktober 2020

MAIMUNAH BINTI HARITS - (114)

  

Maimunah binti Harits di lahirkan di Makkah pada taun ke 6 sebelum kenabian.Ayahnya bernama Harits bin Hilal, seorang yang mulia dan salah seorang pemimpin Quraisy. Ibunya bernama Hindun binti Auf, salah seorang penghulu Makkah yang terkenal mulia. Ia juga adalah bibi Khalid bin Walid.

Sejak kecil, Maimunah sudah mengenal ajaran Islam, namun ia belum tertarik untuk memeluknya. Akan tetapi, pada akhirnya ia memeluk agama Islam dan menjadi muslimat yang taat.

Ketika dewasa, Maimunah pernah menjadi istrinya Mas’ud bin Amr, namun perkawinan tersebt tidak berlangsung lama, sehingga keduanya bercerai, karena kedanya tidak ada kecocokan dan saling pengertian. Oleh karena itu, Maimunah keluar dari rumah Mas’ud.

Sebagai wanita Muslimah yang memegang teguh atas pendiriannya, ia sangat mencintai Islam dengan sepenu hati serta menampakkannya di hadapan orang banyak.Meskipun ia hidup di tengah-tengah kaum musyrikin Quraisy, namun keberaniannya itulah yang menjadikan dirinya tetap menjadi seorang wanita muslimah yang taat.

Ketika Rasulullah mengerjakan Umrah di Makkah, Maimunah berangan-anagn menjadi istri Rasulullah. Oleh karena itu, dengan memberanikan diri, ia menawarkan dirinya kepada Rasulullah untuk menjadi istri beliau. Dan  beliaupun menerimanya dan bersungguh-sungguh menikahi Maimunah. Hal ini ditempuh beliau, untuk menarik kaum musyriqin Makkah agar bisa lebih lama tinggal di Makkah dengan diadakannya pesta pernikahannya. Namun hal tersebut tidak diizini oleh para pembesar Quraisy, sehingga pernikahan itu tidak dirayakan dengan meria.

Setelah menjadi istri Rasulullah, Maiminah belum bisa berkumpul dengan beliau,  dan baru bisa bekeumpul setelah beberapa saat kemudian, Maimunah menyusul ke kota Madina.. Sebagai istri, ia menjadi pendamping Rasulullah yang sangat dibutuhkan di saat beliau dalam kesulitan. Ia selalu setia dan bersedia menjadi penghibur hati Rasulullah yang berduka.

Dengan kesabaran dan kesetiaan hatinya, Maimunah hidup mendampingi Rasulullah sampai wafatnya beliau. Sepeninggal beliau, ia tetap berpegang teguh terhadap ajaran Islam sampai akhir hayatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar