Jumat, 23 Oktober 2020

AL-HARIST AL-MUHASIBI - (81)

 

Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah al-Harist bin Asad al-Bashri al-Muhasibi. Lahir di Basrah pada tahun 165 H/856 M. seorang ulama yang terkemuka karena menguasai ilmu tauhid dan ilmu muamalah, menguasai ilmu tasawwuf dan tarikat hingga ia menajdi penguasa dalam bidang ini. Dinamakan al-Muhasibi, karena ia termasuk orang yang sangat menyukai perhitungan atas dirinya takut terjatuh ke arah perbuatan yang melanggar hukum Islam walau sekecil-kecilnya.

Sejak kecil, al-Harits al-Muhasibi pindah ke Baghdad dan memperdalam berbagai ilmu dan banyak bergaul dengan para ulama terkemuka. Dari ilmu yang luas itu ia tuangkan ke dalam berbagai tulisan yang konon tidak kurang dari 200 buah judul baik berupa buku maupun bentuk risalah, meliputi ilmu-ilmu fiqh, hadist, kalam, tasawwuf, dan lain-lain. Diantara tulisan-tulisannya yang sampai kepada kaum muslimin adalah kitab al-Ri’ayah Li Huquq Allah yang diedit oleh Dr. Abdul Halim Mahmoud dan dalam bahasa Inggris diedit oleh Margaret Smith.

Nama al-Muhasibi banyak dikenal orang terutama karena ia menjadi guru dari seorang yang juga terkenal yaitu Junaid al-Baghdadi, penghulu para ahli sufi. Berkat pelajaran-pelajaran yang diberikannya dapat membina dan memupuk pribadi Junaid al-Baghdadi menjadi sufi yang amat disegani.

Ajaran tasawwuf al-Muhasibi bertolak melalui pendekatan psikologis dimana masalah kejiwaan selalu mendapat perhatian utamanya. Ajaran-ajaran tasawwufnya membahas sekitar maqamat dan akhwal antara lain menyangkut muraqabah, ikhlas dan ridha. dalam hal ini ia berkata: “Barangsiapa yang menyucikan batinnya dengan muraqabah dan ikhlas, niscaya akan beroleh hiasan Allah lahirnya  dengan mujahada dan mengikuti sunnah”.

Menurut al-Muhasibi, puncak dari segala maqamat dan ahwal adalah ridha. Ridha akan menyangkut dua aspek penting. aspek pertama adalah ridha Tuhan kepada manusia dan aspek kedua adalah ridha manusia kepada Tuhan.

Lebih jauh al-Muhasibi menyatakan bahwa “ridha adalah tawakkalnya hati menghadapi peristiwa-peristiwa yang timbul karena keputusan-keputusan Tuhan”.

Perlindungan Allah terhadap al-Muhasibi amat besar sekali. Antara lain adalah urat-urat dan jari-jarinya tidak berfungsi demikian juga tenggorokannya tidak bisa menelan apabila menyentuh makanan yang tidak dihalalkan baginya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar