Senin, 15 Mei 2017

UMAR (4) dan Anak Wanita Kelaparan - [23]






Di tengah sedang berkeliling desa melihat-lihat keadaan rakyatnya di suatu malam, Umar melihat nyala api di suatu rumah. Setelah didekatinya, ternyata didalamnya ada seorang wanita dan beberapa anak kecilnya yang sedang menangis karena kelaparan, sementara wanita itu merebus air di atas tungku. Umar memohon ijin masuk, dan diijinkan, Setelah masuk rumah, Umar bertanya kepada wanita itu, “Mengapa anak-anakmu menangis terus?

Mereka lapar”, jawabnya singkat.
Apa yang sedang kamu masak?”, tanya Umar.
Panci ini hanya dipenuhi air, semata-mata untuk mengelabui mereka agar tidak menangis, mereka menyangka kalau kami sedang memasak makanan untuk mereka. Semoga Allah swt mengambil keputusan kepada Amirul Mukminin Umar yang tidak mau tahu dengan kesusahan yang sedang kami alami ini”, jawabnya.
Umar pun menangis sambil berkata, “Semoga Allah swt merahmatimu. Tetapi, bagaimana mungkin Umar bisa mengetahui keadaan yang sedang kamu alami sekarang?”, tanya Umar.
“Seharusnya dia mengerti dan memperhatikan nasib kami”, katanya.
Umar dan pembantunya, Aslam, segera pulang. Sesampainya di rumah, Umar mengeluarkan dari Baitul Mal sekarung yang berisi gandum, kurma, minyak, beberapa potong pakaian dan sejumlah dirham. Kemudian berkata kepada Aslam, “Angkatlah dan letakkan karung ini ke atas pundakku, wahai Aslam”.
Biarkan aku saja yang memikulnya, wahai Amirul Mukminin”, kata Aslam.
Tidak, letakkan ke atas pundakku”, kata Umar.
Aslam memaksakan diri untuk memikul karung tersebut, namun Umar justru marah dan berkata, “Apakah kamu mau memikul dosa-dosaku nanti di hari kiamat? Tidak, aku sendirilah yang akan memikulnya. Karena persoalan ini harus aku sendiri yang mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah swt nanti”.
Selanjutnya Umar memikul karung yang penuh dengan bahan makanan tersebut ke rumah wanita. Sesampainya di sana, dia memasakkan makanan dan menyuguhkannya kepada mereka. Dia sangat merasa senang dan bisa tertawa setelah menyaksikan mereka makan dengan lahapnya. Wajah anak-anak kecil itu nampak ceria dan ibunya pun sangat bahagia, lalu berkata kepada Umar, “Semoga Allah swt memberimu balasan yang baik. Seharusnya engkaulah yang lebih berhak menjadi Khalifah, bukan Umar”.
Besok pagi, datanglah ke rumah Khalifah. Nanti kamu akan menjumpaiku di sana”, pesan Umar kepada wanita itu. Umar menyempatkan duduk di atas lantai tanah beberapa saat, lalu pergi meninggalkan mereka.
Umar berkata kepada Aslam, “Tahukah kamu, kenapa aku duduk di tanah? Karena aku ingin menyaksikan mereka tertawa setelah sebelumnya mereka menangis karena kelaparan”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar