Sabtu, 06 Mei 2017

Muhammad Abu Abdillah bin Jumhur - [13]





Sejak kecil Abu Abdillah bin Jumhur tumbuh dalam ketaatan beribadah kepada Allah. Ia alim dan pandai dalam yurisprudensi atau fiqih, membaca Al-Qur’an dan bahasa Arab. Apabila mengadakan perjalanan dengan orang lain, ia bersikeras agar menjadi pemimpin mereka, mereka harus mematuhinya dan ia yang menaggung dan memikul beban mereka di atas pundaknya sendiri dan dengan demikian meringankan beban mereka.
Abu Abdillah bin Jumhur  hidup sezaman dengan Abu ‘Ali Al-Syakkaz dan Abu ‘Abdillah Al-Khayyath, yang keduanya adalah seorang yang banyak ibadah. Ia belajar al-Quran dan tata bahasa Arab, tetapi bukan prosodi (ilmu tentang syair dan sajak – penerjemah). Dituturkan ia adalah salah seorang yang rukuk dan sujud  hingga akhir hayatnya (QS.9:112). Ia berhati berani tetapi lemah tubuhnya, pucat roman mukanya dan sangat keras pada dirinya sendiri. Apabila seseorang menasehatinya agar ia berlaku lebih lembut dan lunak lagi kepada jiwanya, ia menjawab bahwa justru untuk memperoleh kasih sayang Allah ia berusaha dan berjuang begitu keras. Di malam hari, ia bangun dan membaca surat-surat Al-Quran sampai ia jatuh dan roboh karena lelah. Barulah pada saat itu ia akan berbaring tidur, sambil berkata kepada dirinya sendiri, “Wahai pipiku, karena kini engkau beralaskan bantal empuk, kelak sesudah mati kau akan beralaskan batu keras. Setelah itu, ia bangkit lagi, seolah-olah digigit ulat dan berdiri mengerjakan shalat di atas sajadahnya hingga pagi hari.
Sebagai seorang zahid dan seorang ‘arif yang mengasingkan diri dari manusia, Abu Abdillah bin Jumhur  bergaul akrab dengan Allah serta berusaha bersatu dengan-Nya, mencintai semua orang yang setia dan patuh kepada Allah serta kitab-Nya. Allah mengambilnya dari kehidupan di saat ia berada di puncak ketinggian spiritual. Sering kali ia berkata kepada dirinya sendiri, Usaha dan jerih payahku tidak bakal berhenti sampai akan mati. Ketaatannya beribadah kepada Allah tak terkalahkan oleh siapapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar