Minggu, 14 Mei 2017

ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ 5 : Kekeramatannya - [19]






1). Makanan Menjadi Banyak.
Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abdurrahman bin Abu Bakar. Pada suatu hari, Abu Bakar kedatangan tiga orang tamu, sementara dia sendiri tidak berada di rumah, karena kebetulan sedang makan malam di kediaman Rasulullah saw. Baru tengah malamnya, Abu Bakar kembali ke rumah. Sesampai di rumah, isterinya berkata, “Lama benar engkau pergi, sedangkan tamu kita dibiarkan seperti tawanan”.
“Tidakkah kamu sudah menyuguhkan makanan buat mereka?”, tanya Abu Bakar.
“Sudah kami suguhi, namun mereka tidak memakannya sampai kamu datang”, jawab istrinya.
“Demi Allah, sedikit pun saya tidak akan makan”, kata Abu Bakar. Dia baru saja makan malam bersama Rasulullah saw. Lalu dia menemui tamunya dan mempersilahkan mereka, “Silahkan kalian makan”.
Mereka bertiga makan apa saja yang disuguhkan tuan rumah hingga mereka kenyang. Namun mereka merasa aneh, setelah mereka perhatikan, ternyata jumlah makanan yang disuguhkan tidak berkurang, bahkan semakin bertambah banyak.
“Demi Allah. Setiap sesuap yang kami makan, ia semakin menjadi banyak. Kami semua sudah kenyang, tapi sisanya justru lebih banyak dari sebelumnya”, kata salah seorang diantara mereka kepada Abu Bakar.
Abu Bakar pun jadi ikut heran, lalu mencoba mengamati makanan tersebut, ternyata benar jumlahnya jauh lebih banyak dari sewaktu disuguhkan. Dia kemudian masuk kedalam menemui isterinya, “Wahai isteriku, apa-apaan ini, apakah kamu memasak makanan sebanyak ini?”, protesnya.
“Sungguh, aku tidak memasaknya sebanyak itu. Aneh, makanan ini kini menjadi tiga kali lipat dari yang aku masak tadi”, jawab isterinya ikut terheran-heran.
Abu Bakar menjadi penasaran, dia pun ikut memakannya, dan berkata, “Paling-paling ini sekadar ulah setan”. Selanjutnya makanan itu dia bawa ke kediaman Rasulullah saw. Tapi pada pagi harinya, makanan tersebut masih ada.
Abdurrahman bin Abu Bakar melanjutkan ceritanya, “Kebetulan hari itu kami mempunyai janji dengan sekelompok kaum di sekitar kami. Namun setelah selesai, mereka bubar dan berpencar-pencar menjadi duabelas kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari seorang pemimpin dan pengikut yang cukup banyak jumlahnya. Jumlah keseluruhan sampai tidak dapat dihitung. Kemudian Rasulullah saw menyuruh kami memanggil mereka untuk diajak makan bersama. Tak seorang pun diantara mereka yang ketinggalan. Semuanya ikut memakan makanan tersebut sampai kenyang”.


2). Mengetahui Jenis Kelamin Janin dalam Kandungan.
Urwah bin Zubair meriwayatkan dari ‘Aisyah binti Abu Bakar. Abu Bakar memperoleh 20 gantang kurma dari hasil perkebunannya. Menjelang wafat, Abu Bakar berkata kepada ‘Aisyah ra, “Wahai anakku, tak seorang pun yang sudah berkecukupan yang aku senangi melebihi kamu. Dan tak seorang fakir (serba kekurangan) yang lebih mulia sepeninggalku, selain kamu. Sewaktu aku dahulu memberikan hasil perkebunan sebanyak 20 gantang kepadamu, kamu tidak menerimanya. Sekrang kurma itu akan menjadi harta warisan. Maka itu, bagikan kurma tersebut kepada kedua saudara lelakimu dan kedua saudara perempuanmu, sesuai ketentuan Kitabullah”.
‘Aisyah ra terkejutmendengar kata “kedua saudara perempuanmu”, lalu bertanya, “Ayah! Demi Allah, jika demikian, sebaiknya saya tidak diberi bagian, biarkan harta itu untuk saudara-saudaraku. Tapi, saudara perempuanku hanya Asma’, lalu yang satunya siapa?”.
“Janin yang sedang dikandung ibumu, aku lihat ia seorang perempuan”, jawab Abu Bakar.
Apa yang dikatakan Abu Bakar ternyata benar. Setelah lahir, bayi itu benar-benar seorang perempuan.
Menurut imam at-Taj as-Subki, cerita di atas menjelaskan dua kekeramatan Abu Bakar. Pertama, dia merasa akan wafat di saat sakitnya, karena ada kata “warisan” disebut dalam dialog antara dia dan ‘Aisyah. Kedua, dia bisa melihat jenis kelamin janin yang sedang dikandung isterinya.


3). Pintu Makam Terbuka Disertai Suara Tanpa Rupa.
Dalam menafsirkan surat al-Kahfi, imam Fakhrurrazi menceritakan seputar kekeramatan yang dimiliki beberapa sahabat Nabi Muhammad saw, termasuk Abu Bakar. Diantara kekeramatan Abu Bakar adalah, sewaktu  jenazahnya diusung  sampai ke depan makam Rasulullah saw, salah seorang yang mengusungnya berkata, “Assalamu ’alaika, Ya Rasulullah. Inilah Abu Bakar sudah berada di luar pintu makammu”.
Beberapa saat kemudian, pintu makam itu tiba-tiba membuka sendiri, kemudian dari arah dalam makam beliau saw, terdengar suara hatif, suara tanpa terlihat orang yang mengucapkannya, “Masukkanlah orang yang dicintai, kepada orang yang mencintainya”.

  * * * * * *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar