1). Makanan Menjadi Banyak.
Imam al-Bukhari dan
Muslim meriwayatkan dari Abdurrahman bin Abu Bakar. Pada suatu hari, Abu Bakar
kedatangan tiga orang tamu, sementara dia sendiri tidak berada di rumah, karena
kebetulan sedang makan malam di kediaman Rasulullah saw. Baru tengah malamnya,
Abu Bakar kembali ke rumah. Sesampai di rumah, isterinya berkata, “Lama benar
engkau pergi, sedangkan tamu kita dibiarkan seperti tawanan”.
“Tidakkah kamu sudah
menyuguhkan makanan buat mereka?”, tanya Abu Bakar.
“Sudah kami suguhi,
namun mereka tidak memakannya sampai kamu datang”, jawab istrinya.
“Demi Allah, sedikit pun saya tidak
akan makan”, kata Abu Bakar. Dia baru saja makan malam bersama Rasulullah saw.
Lalu dia menemui tamunya dan mempersilahkan mereka, “Silahkan kalian makan”.
Mereka bertiga makan
apa saja yang disuguhkan tuan rumah hingga mereka kenyang. Namun mereka merasa
aneh, setelah mereka perhatikan, ternyata jumlah makanan yang disuguhkan tidak
berkurang, bahkan semakin bertambah banyak.
“Demi Allah. Setiap
sesuap yang kami makan, ia semakin menjadi banyak. Kami semua sudah kenyang,
tapi sisanya justru lebih banyak dari sebelumnya”, kata salah seorang diantara
mereka kepada Abu Bakar.
Abu Bakar pun jadi
ikut heran, lalu mencoba mengamati makanan tersebut, ternyata benar jumlahnya
jauh lebih banyak dari sewaktu disuguhkan. Dia kemudian masuk kedalam menemui
isterinya, “Wahai isteriku, apa-apaan ini, apakah kamu memasak makanan sebanyak
ini?”, protesnya.
“Sungguh, aku tidak
memasaknya sebanyak itu. Aneh, makanan ini kini menjadi tiga kali lipat dari
yang aku masak tadi”, jawab isterinya ikut terheran-heran.
Abu Bakar menjadi
penasaran, dia pun ikut memakannya, dan berkata, “Paling-paling ini sekadar
ulah setan”. Selanjutnya makanan itu dia bawa ke kediaman Rasulullah saw. Tapi
pada pagi harinya, makanan tersebut masih ada.
Abdurrahman bin Abu
Bakar melanjutkan ceritanya, “Kebetulan hari itu kami mempunyai janji dengan
sekelompok kaum di sekitar kami. Namun setelah selesai, mereka bubar dan
berpencar-pencar menjadi duabelas kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari
seorang pemimpin dan pengikut yang cukup banyak jumlahnya. Jumlah keseluruhan
sampai tidak dapat dihitung. Kemudian Rasulullah saw menyuruh kami memanggil
mereka untuk diajak makan bersama. Tak seorang pun diantara mereka yang
ketinggalan. Semuanya ikut memakan makanan tersebut sampai kenyang”.
2). Mengetahui Jenis Kelamin Janin dalam
Kandungan.
Urwah bin Zubair
meriwayatkan dari ‘Aisyah binti Abu Bakar. Abu Bakar memperoleh 20 gantang
kurma dari hasil perkebunannya. Menjelang wafat, Abu Bakar berkata kepada
‘Aisyah ra, “Wahai anakku, tak seorang pun yang sudah berkecukupan yang aku
senangi melebihi kamu. Dan tak seorang fakir (serba kekurangan) yang lebih
mulia sepeninggalku, selain kamu. Sewaktu aku dahulu memberikan hasil
perkebunan sebanyak 20 gantang kepadamu, kamu tidak menerimanya. Sekrang kurma
itu akan menjadi harta warisan. Maka itu, bagikan kurma tersebut kepada kedua saudara
lelakimu dan kedua saudara perempuanmu, sesuai ketentuan Kitabullah”.
‘Aisyah ra
terkejutmendengar kata “kedua saudara perempuanmu”, lalu bertanya, “Ayah! Demi
Allah, jika demikian, sebaiknya saya tidak diberi bagian, biarkan harta itu
untuk saudara-saudaraku. Tapi, saudara perempuanku hanya Asma’, lalu yang
satunya siapa?”.
“Janin yang sedang
dikandung ibumu, aku lihat ia seorang perempuan”, jawab Abu Bakar.
Apa yang dikatakan
Abu Bakar ternyata benar. Setelah lahir, bayi itu benar-benar seorang
perempuan.
Menurut imam at-Taj
as-Subki, cerita di atas menjelaskan dua kekeramatan Abu Bakar. Pertama,
dia merasa akan wafat di saat sakitnya, karena ada kata “warisan” disebut dalam
dialog antara dia dan ‘Aisyah. Kedua, dia bisa melihat jenis kelamin
janin yang sedang dikandung isterinya.
3). Pintu Makam Terbuka Disertai Suara Tanpa
Rupa.
Dalam menafsirkan surat al-Kahfi, imam
Fakhrurrazi menceritakan seputar kekeramatan yang dimiliki beberapa sahabat
Nabi Muhammad saw, termasuk Abu Bakar. Diantara kekeramatan Abu Bakar adalah,
sewaktu jenazahnya diusung sampai ke depan makam Rasulullah saw, salah
seorang yang mengusungnya berkata, “Assalamu ’alaika, Ya Rasulullah. Inilah Abu
Bakar sudah berada di luar pintu makammu”.
Beberapa saat
kemudian, pintu makam itu tiba-tiba membuka sendiri, kemudian dari arah dalam
makam beliau saw, terdengar suara hatif, suara tanpa terlihat orang yang
mengucapkannya, “Masukkanlah orang yang dicintai, kepada orang yang
mencintainya”.
* * * * * *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar