Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Husain bin Tahir
Ba Alawi al-Hadrami. Lahir di kota Tarim, Hadramaut pada tahun 1191 H/ 1778 M
dan wafat tahun 1272 H/ 1855 M. Ia dikenal sebagai seorang ulama yang mumpuni
pada bidang fiqih, gramatika, serta seorang ahli tasawuf.
Sayyid Abdullah Ba Alawi pernah bermukim di Madinah
dan Mekah selama bertahun-tahun, kemudian kembali ke negara asalnya dan tinggal
di Mastilah dekat kota kelahirannya, Tarim. Di sana ia mencurahkan sisa-sisa
hidupnya dengan mengajar dan memberi nasehat hingga akhir hayatnya.
Menurut sumber yang ada, Sayid Abdullah Ba Alawi,
ulama yang masih keturunan Rasulullah saw ini meninggalkan beberapa karya tulis
dari berbagai disiplin ilmu yang ia tekuni. Di bidang Tasawuf, ia menulis kitab
Silah al-Ahl wa al-Aqrabin, yang diselesaikannya pada tahun 1256 H.
Sedang karya monumentalnya di bidang Fiqih adalah Sullam al-Taufiq,
kitab yang menjadi salah satu mata pelajaran di berbagai madrasah di tanah Jawa
dan sekitarnya.
Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani (1230-1314/
1813-1897), ulama besar penulis Syarh Sullam al-Taufiq yang berjudul Mirqat
Su’ud al-Tasdiq, mengatakan: “Kitab Sullam al-Taufiq ini
bentuknya kecil, tetapi memuat isi yang tidak dimuat oleh kitab-kitab besar”.
Pernyataan seperti ini juga pernah diungkapkan oleh Syekh Muhammad bin Salim
bin Said Babashil dalam kitabnya Is’ad al-Rafiq, Syarh Sullam
al-Taufiq.
Di samping itu,
Sayyid Abdullah bin Husain juga meninggalkan karya di bidang Nahwu yang dikemas
dalam sebuah kitab yang diberi judul Miftah al-I’rab. Dan masih banyak
lagi karya-karyanya yang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar