Sabtu, 06 Mei 2017

Abbad bin Bisyr - [1]



Abbad bin Bisyir adalah  seorang sahabat yang selalu disertai cahaya Ilahi. Ia dikenal sebagai seorang pahlawan/pejuang di jalan Allah yang gagah berani. Ia salah seorang yang  mengikuti Bai’at Aqabah kedua
Keislaman Abbad bin Bisyir, bermula dari tersebarnya kabar  bahwa agama Islam sudah lahir dan salah seorang pengikutnya sedang memberi penerangan agama di kota Yasrib/Madinah. Oleh karena itu, Abbad bin Bisyir yang dikenal sebagai salah seorang budiman terkemuka di kota Yasrib/Madinah mencoba untuk ikut menghadiri pertemuan tersebut,  mendengarkan dakwahnya. Di tempat itulah, ia terkesan dan tertarik ajaran Islam, sehingga ia cepat-cepat menyatakan bai’at dan menyatakan ke-Islamannya. Semenjak itu, ia menempati kedudukan utama diantara orang-orang Anshar yang diridhai  Allah serta ridha kepada Allah.
Setelah Nabi Muhammad hijrah dari Makkah dan tinggal di Madinah, maka Abbad bin Bisyir termasuk seorang sahabat yang tidak pernah ketinggalan setiap ada kegiatan yang diadakan Rasulullah. Ia selalu aktif shalat berjama’ah dan mengikuti pengajian-pengajian di masjid Nabawi, juga selalu ikut serta dalam peperangan-peperangan baik yang diikuti oleh nabi Muhammad maupun yang tidak. Pada setiap peperangan itu, ia selalu berada di barisan terdepan, berjihad di jalan Allah dengan gagah berani dan mati-matian dengan cara yang amat mengagumkan. Seperti yang ditunjukkannya pada saat perang Dzatir Riqa’.
Pada saat perang ini, Abbad bin Bisyir mendapatkan tugas jaga malam bersama Ammar bin Yasir. Sambil menjaga, ia meluangkan waktu shalat malam, sedang Ammar bin Yasir disuruhnya tidur. Di saat shalat itulah, ia terkena panah yang dilempar musuh, namun ia tidak menghentikan shalat. Ia hanya mencabut panah yang menancap di tubuhnya, lalu meneruskan shalat. Dan kejadian itu berlangsung tiga kali. Panah yang ketiga ini mengenai saat shalatnya berakhir, kemudian ia membangunkan Ammar bin Yasir, namun tenaganya hampir habis. Ammar bin Yasir seketika berteriak, sehingga musuh yang bersembunyi melarikan diri begitu kaum muslimin banyak yang berdatangan.
Ketekunan Abbad bin Bisyir tersebut menjadikan dirinya mendapat karunia Allah berupa cahaya dari Allah, yaitu penglihatannya menjadi sempurna waktu berada dalam keadaan gelap gulita. Juga dapat mengetahui tempat-tempat yang baik dan meyakinkan tanpa mencarinya dengan susah payah.
Pada masa pemerintahan Kalifah Abu Bakar As-Shiddiq terjadi perang Yamamah, yaitu perang antara kaum muslimin dengan  orang-orang murtad. Pada saat itu  Abbad bin Bisyir  memikul tanggung jawab yang sangat besar. Dengan keberanian yang luar biasa, ia bersama 400 tentara dari Anshar maju ke Taman yang dijadikan daerah pertahanan musuh tanpa menghiraukan keselamatan jiwanya. Yang ada hanyalah syahid di jalan Allah. Ia bersama lainnya bertempur dengan gagah berani, hingga meninggal dunia. Setelah pertempuran dapat  dimenangkan oleh kaum muslimin, jasadnya ditemukan dalam keadaan tubuh yang penuh dengan luka, bahkan hampir tidak bisa dikenali lagi, untung saja ada sahabat yang mengenali tanda khusus di tubuhnya.
Demikian itulah, pengorbanan seorang pejuang muslim yang tanpa memperdulikan jiwanya. Bahwa itu semua dilakukan demi tegaknya agama Islam di tanah Arab dan untuk para penerus.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar