Abbad
bin Bisyir adalah seorang sahabat yang
selalu disertai cahaya Ilahi. Ia dikenal sebagai seorang pahlawan/pejuang di
jalan Allah yang gagah berani. Ia salah seorang yang mengikuti Bai’at Aqabah kedua
Keislaman Abbad bin Bisyir, bermula dari tersebarnya
kabar bahwa agama Islam sudah lahir dan
salah seorang pengikutnya sedang memberi penerangan agama di kota
Yasrib/Madinah. Oleh karena itu, Abbad bin Bisyir yang dikenal sebagai salah
seorang budiman terkemuka di kota Yasrib/Madinah mencoba untuk ikut menghadiri
pertemuan tersebut, mendengarkan
dakwahnya. Di tempat itulah, ia terkesan dan tertarik ajaran Islam, sehingga ia
cepat-cepat menyatakan bai’at dan menyatakan ke-Islamannya. Semenjak itu, ia
menempati kedudukan utama diantara orang-orang Anshar yang diridhai Allah serta ridha kepada Allah.
Setelah Nabi Muhammad hijrah dari Makkah dan tinggal
di Madinah, maka Abbad bin Bisyir termasuk seorang sahabat yang tidak pernah
ketinggalan setiap ada kegiatan yang diadakan Rasulullah. Ia selalu aktif
shalat berjama’ah dan mengikuti pengajian-pengajian di masjid Nabawi, juga
selalu ikut serta dalam peperangan-peperangan baik yang diikuti oleh nabi
Muhammad maupun yang tidak. Pada setiap peperangan itu, ia selalu berada di barisan
terdepan, berjihad di jalan Allah dengan gagah berani dan mati-matian dengan
cara yang amat mengagumkan. Seperti yang ditunjukkannya pada saat perang Dzatir
Riqa’.
Pada saat perang ini, Abbad bin Bisyir mendapatkan
tugas jaga malam bersama Ammar bin Yasir. Sambil menjaga, ia meluangkan waktu
shalat malam, sedang Ammar bin Yasir disuruhnya tidur. Di saat shalat itulah,
ia terkena panah yang dilempar musuh, namun ia tidak menghentikan shalat. Ia
hanya mencabut panah yang menancap di tubuhnya, lalu meneruskan shalat. Dan
kejadian itu berlangsung tiga kali. Panah yang ketiga ini mengenai saat
shalatnya berakhir, kemudian ia membangunkan Ammar bin Yasir, namun tenaganya
hampir habis. Ammar bin Yasir seketika berteriak, sehingga musuh yang
bersembunyi melarikan diri begitu kaum muslimin banyak yang berdatangan.
Ketekunan Abbad bin Bisyir tersebut menjadikan
dirinya mendapat karunia Allah berupa cahaya dari Allah, yaitu penglihatannya
menjadi sempurna waktu berada dalam keadaan gelap gulita. Juga dapat mengetahui
tempat-tempat yang baik dan meyakinkan tanpa mencarinya dengan susah payah.
Pada masa pemerintahan Kalifah Abu Bakar As-Shiddiq
terjadi perang Yamamah, yaitu perang antara kaum muslimin dengan orang-orang murtad. Pada saat itu Abbad bin Bisyir memikul tanggung jawab yang sangat besar.
Dengan keberanian yang luar biasa, ia bersama 400 tentara dari Anshar maju ke
Taman yang dijadikan daerah pertahanan musuh tanpa menghiraukan keselamatan
jiwanya. Yang ada hanyalah syahid di jalan Allah. Ia bersama lainnya bertempur
dengan gagah berani, hingga meninggal dunia. Setelah pertempuran dapat dimenangkan oleh kaum muslimin, jasadnya
ditemukan dalam keadaan tubuh yang penuh dengan luka, bahkan hampir tidak bisa
dikenali lagi, untung saja ada sahabat yang mengenali tanda khusus di tubuhnya.
Demikian itulah, pengorbanan seorang pejuang muslim
yang tanpa memperdulikan jiwanya. Bahwa itu semua dilakukan demi tegaknya agama
Islam di tanah Arab dan untuk para penerus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar