Sabtu, 06 Mei 2017

Abbas bin Abdul Muthalib - [2]





Abbas bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf al-Quraisyi  lahir di Mekah pada tahun 569 H. Ia adalah paman Nabi Muhammad yang mendapat gelar dari kaum muslimin “Pengurus air minum untuk kota suci Mekah dan Madinah” dan pemanggil pasukan di perang Hunain.
Abbas bin Abdul Muthalib yang mempunyai usia dua tahun lebih tua dengan Nabi Muhammad adalah sahabat yang besar peranannya dalam perkembangan dan pengembangan agama Islam, baik dilakukan secara sembunyi maupun terang-terangan . Meski keislamannya baru diketahui sebelum peristiwa Fathu Makkah (pembebasan kota Mekah), namun pada dasarnya banyak sahabat yang mengatakan bahwa keislamannya dilakukan secara sembunyi-sembunyi sejak awal datangnya agama Islam. Hal ini dilakukannya sebagai strategi dalam pengembangan dan penyebaran agama Islam di Mekah. Manfaat yang diambil adalah, bahwa gerakan-gerakan penguasa Quraisy Makkah yang dapat membahayakan Nabi Muhammad dan kaum muslimin di Madinah dapat diketahui. Seperti terjadinya perang Uhud, perang Khandak, dan perang lainnya  adalah hasil informasi dari Abbas di Mekah. Sehingga kaum muslimin bisa mempersiapkan diri dari serangan musuh yang jumlahnya memang sangat besar. Selain itu, Abbas juga dapat memberi perlindungan kepada kaum muslimin Makkah dari aniaya dan juga sebagai strategi dakwah Islamiyah sepeninggal Nabi Muhammad dari Mekah.
Peran serta Abbas bin Abdul Muthalib lainnya adalah ketika terjadi perang Hunain, dimana pasukan Islam yang jumlahnya sangat besar, yaitu 12.000 prajurit melawan suku besar Thaif yang jumlahnya tidak lebih dari 5000 pasukan. Namun pada awalnya pasukan Islam mengalami kekacauan, sebab kaum muslimin sangat meremehkan pasukan musuh sehingga hilang kewaspadaan. Dalam perang ini pasukan Islam banyak yang gugur dan yang lainnya melarikan diri. Oleh karena itu, atas perintah Rasulullah, Abbas dengan suara yang nyaring memanggil pasukan Islam yang lari. Dan kaum muslimin pun kembali begitu mendengar suara Abbas tersebut. Akhirnya perang ini dimenangkan kaum muslimin.
Pada saat terjadi kemarau panjang, kaum muslimin sangat kesulitan mendapatkan air. Umar bin Khattab keluar bersama kaum muslimin menuju tanah lapang untuk melakukan shalat Istisqa’. Pada saat berdoa, Umar bin Khatthab mengangkat tangannya dan tangan Abbas tinggi-tinggi, sambil berdoa: “ Ya Allah, sesungguhnya kami pernah memohonkan hujan melalui perantara Nabi-Mu, pada masa beliau masih berada diantara kami ….., Ya Allah, sekarang kami meminta hujan pula melalui perantara paman Nabi-Mu, maka kabulkanlah permohonan kami”.
Didalam riwayat yang lain dikatakan, bahwa Umar berdoa : “Ya Allah! Kami  mendekatkan diri kepada Engkau dengan wasilah (perantaraan) paman Nabi-Mu. Engkau telah berfirman didalam kitab-Mu dan firman-Mu adalah benar : ‘Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh,…’(QS Al-Kahfi : 82). Ya Allah! Engkau pelihara kedua anak itu disebabkan kesalihan ayahnya, maka peliharalah Nabi-Mu Muhammad saw dengan perantaraan pamannya ini….”. Kemudian beliau menghadapkan wajahnya ke arah kaum muslimin sambil membacakan ayat 10-12 surat Nuh.
Mendengar doa Umar tersebut, Abbas terharu lalu meneteskan air mata seraya berdoa : “Ya Allah! Engkau adalah Pemelihara yang tidak akan membiarkan seseorang dalam kesesatan dan tidak meninggalkan begitu saja seseorang yang hancur hatinya karena kehilangan rumah. Anak-anak kecil sama memohon kepada-Mu dan orang-orang tua pun sama merendahkan diri kepada-Mu dengan segala keluhannya, sementara Engkau Maha Mengetahui segala yang terang dan samar. Karenanya, turunkanlah hujan kepada mereka. Banyak orang yang mendekatkan diri kepada-Mu dengan berwasilah melalui aku, disebabkan kedudukanku di sisi Rasulullah saw”.
Belum lagi kaum muslimin sempat meninggalkan tempatnya, datanglah awan tebal dan hujan lebat pun turun, mendatangkan suka cita, menyirami bumi dan menyuburkan tanah. Oleh karena itu para sahabat mendatangi Abbas sambil berkata: “Selamat, kami ucapkan untuk anda, wahai penyedia air minum Haramain (Mekah dan Madinah)”. 
Pada hari Jum’at tanggal 14 Rajab tahun 32 H/ 654 M. Abbas  meninggal dunia dan dimakamkan di pemakaman Baqi’ pada masa Khalifah Usman bin Affan.{


Tidak ada komentar:

Posting Komentar