Abbas bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin
Abdu Manaf al-Quraisyi lahir di Mekah
pada tahun 569 H. Ia adalah paman Nabi Muhammad yang mendapat gelar dari kaum
muslimin “Pengurus air minum untuk kota suci Mekah dan Madinah” dan pemanggil
pasukan di perang Hunain.
Abbas bin Abdul Muthalib yang mempunyai
usia dua tahun lebih tua dengan Nabi Muhammad adalah sahabat yang besar
peranannya dalam perkembangan dan pengembangan agama Islam, baik dilakukan
secara sembunyi maupun terang-terangan . Meski keislamannya baru diketahui
sebelum peristiwa Fathu Makkah (pembebasan kota Mekah), namun pada
dasarnya banyak sahabat yang mengatakan bahwa keislamannya dilakukan secara
sembunyi-sembunyi sejak awal datangnya agama Islam. Hal ini dilakukannya sebagai
strategi dalam pengembangan dan penyebaran agama Islam di Mekah. Manfaat yang
diambil adalah, bahwa gerakan-gerakan penguasa Quraisy Makkah yang dapat
membahayakan Nabi Muhammad dan kaum muslimin di Madinah dapat diketahui.
Seperti terjadinya perang Uhud, perang Khandak, dan perang lainnya adalah hasil informasi dari Abbas di Mekah.
Sehingga kaum muslimin bisa mempersiapkan diri dari serangan musuh yang
jumlahnya memang sangat besar. Selain itu, Abbas juga dapat memberi
perlindungan kepada kaum muslimin Makkah dari aniaya dan juga sebagai strategi
dakwah Islamiyah sepeninggal Nabi Muhammad dari Mekah.
Peran serta Abbas bin Abdul Muthalib
lainnya adalah ketika terjadi perang Hunain, dimana pasukan Islam yang
jumlahnya sangat besar, yaitu 12.000 prajurit melawan suku besar Thaif yang
jumlahnya tidak lebih dari 5000 pasukan. Namun pada awalnya pasukan Islam
mengalami kekacauan, sebab kaum muslimin sangat meremehkan pasukan musuh
sehingga hilang kewaspadaan. Dalam perang ini pasukan Islam banyak yang gugur
dan yang lainnya melarikan diri. Oleh karena itu, atas perintah Rasulullah,
Abbas dengan suara yang nyaring memanggil pasukan Islam yang lari. Dan kaum
muslimin pun kembali begitu mendengar suara Abbas tersebut. Akhirnya perang ini
dimenangkan kaum muslimin.
Pada saat terjadi kemarau panjang, kaum
muslimin sangat kesulitan mendapatkan air. Umar bin Khattab keluar bersama kaum
muslimin menuju tanah lapang untuk melakukan shalat Istisqa’. Pada saat berdoa,
Umar bin Khatthab mengangkat tangannya dan tangan Abbas tinggi-tinggi, sambil
berdoa: “ Ya Allah, sesungguhnya kami pernah memohonkan hujan melalui perantara
Nabi-Mu, pada masa beliau masih berada diantara kami ….., Ya Allah, sekarang
kami meminta hujan pula melalui perantara paman Nabi-Mu, maka kabulkanlah
permohonan kami”.
Didalam riwayat yang lain dikatakan,
bahwa Umar berdoa : “Ya Allah! Kami
mendekatkan diri kepada Engkau dengan wasilah (perantaraan) paman
Nabi-Mu. Engkau telah berfirman didalam kitab-Mu dan firman-Mu adalah benar : ‘Adapun
dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di
bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah
seorang yang saleh,…’(QS Al-Kahfi : 82). Ya Allah! Engkau pelihara
kedua anak itu disebabkan kesalihan ayahnya, maka peliharalah Nabi-Mu Muhammad
saw dengan perantaraan pamannya ini….”. Kemudian beliau menghadapkan wajahnya
ke arah kaum muslimin sambil membacakan ayat 10-12 surat Nuh.
Mendengar doa Umar tersebut, Abbas
terharu lalu meneteskan air mata seraya berdoa : “Ya Allah! Engkau adalah
Pemelihara yang tidak akan membiarkan seseorang dalam kesesatan dan tidak
meninggalkan begitu saja seseorang yang hancur hatinya karena kehilangan rumah.
Anak-anak kecil sama memohon kepada-Mu dan orang-orang tua pun sama merendahkan
diri kepada-Mu dengan segala keluhannya, sementara Engkau Maha Mengetahui
segala yang terang dan samar. Karenanya, turunkanlah hujan kepada mereka.
Banyak orang yang mendekatkan diri kepada-Mu dengan berwasilah melalui aku,
disebabkan kedudukanku di sisi Rasulullah saw”.
Belum lagi kaum muslimin sempat
meninggalkan tempatnya, datanglah awan tebal dan hujan lebat pun turun,
mendatangkan suka cita, menyirami bumi dan menyuburkan tanah. Oleh karena itu
para sahabat mendatangi Abbas sambil berkata: “Selamat, kami ucapkan untuk
anda, wahai penyedia air minum Haramain (Mekah dan Madinah)”.
Pada hari Jum’at
tanggal 14 Rajab tahun 32 H/ 654 M. Abbas
meninggal dunia dan dimakamkan di pemakaman Baqi’ pada masa Khalifah
Usman bin Affan.{
Tidak ada komentar:
Posting Komentar